ARISAN HRD TRAINING DI LAKERS BSB NGALIAN

Kesanya, arisan karyawan itu sederhana. Padahal didalamnya terkandung makna yang berlimpah. Pertemuan di luar jam kerja ini ternyata mengakrapkan sesama karyawan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada  tugas-tugas dikantor dan tentunya hal ini sangat membantu tugas seorang peimpinan.

Dulu 1978-1985 ketika saya menjadi kepala bengkel Nasmoco Slamet Riyadi, kami membuat arisan setiap bulan dan tempatnya berpindah-pindah. Pernah ke Karanganyar, Bakonang dan tempat lain, tergantung tempat dimana karyawan tinggal. Karena ada yang jaraknya jauh maka ketika ke Karanganyar dan Bakonang kami meminjam bus tentara milik Brigif   Beteng, Waktu itu kami  memiliki hubungan baik dengan Kolonel (saat itu) Kabul Budiono, Dan Brigif.

Acara arisan juga hanya makan-makan, ramah tamah dan membuka arisan. Sungguh sebagai kepala bengkel setelah melihat rumah dan keluarga karyawan, saya menjadi empatik kepada teman-teman. Sekarang setelah 25 tahun, tradisi itu masih berlangsung karena memang baik untuk perusahaan maupun hubungan sesama karyawan. Kalau kami datang, sudah disambut isteri dan anak dari karyawan yang "ketiban" arisan.

Ketika menjadi Kepala Cabang di Jogjakarta, kebiasaan itu kami laksanakan juga, walau dilevel manager. Setiap bulan sekali ada makan siang di luar. Ada ketentuan yang membayar bergilir semua manager. Bila  nilainya lebih besar dari tanggungan wajib manager yang bersangkutan maka selisihnya akan ditukar kantor. Sebuah pengalaman tidak terlupakan, waktu itu salah seorang manager,  bapak Harman, ia seorang vegetarian. Maka setiap arisan beliau hanya makan nasi dengan dadar telur. Waktu gilirannya maka kami diajak makan di Klenteng Kidulogi yang tanpa daging. Ada sate, verkedel dan jenis "daging' lainnya yang dibuat tidak dari daging tetapi dari tepung.  Memang sangat menarik gara-gara arisan.

Semalam katanya, teman-teman yang arisan HRD Training, pulang jam 20:15 karena ada yang belajar berenang di Lakers. Selamat dan Hidup HRD Training NRM.