Muh. Heru Susanto Kepala Bengkel Terbaik Toyota 2012.

 Heru Susanto menerima Piala Bergilir dari Toyota Motor Corporation Jepang disaksikan President Director PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan.
Selain menerima Piala Kepala Bengkel Toyota Terbaik, Heru juga menerima piala juara satu untuk Kaizen bengkel Body Paint.
One Step Ahead, ini slogan Toyota beberapa tahun lalu. Diperkenalkan untuk menunjukan bahwa  Toyota selalu berada satu langka di depan. Sebuah slogan yang sempat menyemangati semua jajaran Toyota untuk menyatukan langkah  dalam setiap kompetisi otomotif secara nasional.  Sekarang slogan itu masih tepat untuk disandingkan kepada Muhammad Heru Susanto kepala bengkel Nasmoco Slamet Riyadi Solo, alumnus UGM. Mengapa? Pertama, karena Heru secara brilian  dapat menjalankan tugas kepala bengkel Nasmoco Slament Riyadi Solo dan berhasil menjadi Juara Nasional Kepala Bengkel Toyota pada tahun 2012. Kendati letak kedua bengkel terpisah sejauh 14 KM.  Kedua,  secara istimewa ia bisa memotivasi jajaran bengkel Body Paint Karanganyar Solo hingga meraih juara satu Nasional Kaizen BP, 2012.  

Sukses yang ia cetak tidak terjadi dengan mudah. Tetapi karena tempaan-tempaan yang ia alami sejak tahun 2003, ketika  ia mulai  bergabung dengan Nasmoco sebagai MT. Tempaan yang sangat berharga terjadi pada tahun 2007  ketika ia gagal dalam  Kontes Nasional Kepala Bengkel Toyota. Karena itu,  setelah 10 tahun, ia mengakui sekarang ia lebih matang. Kematangan emosional membuat Heru bekerja fokus pada tugas dan terus belajar. Setiap tawaran training atau seminar pasti ia ikuti. Maka tidak mengherankan, kematangan  Attitude, Skill dan Knowledge yang terjadi pada diri Heru, telah menjadikan ia  sebagai seorang  professional yang handal yang menghasilkan Award seperti, Service Award (TAM) dan  Best Kaizen After Sales 2007, Best Service Manager 2009 dari PT NRM.    

Heru mengatakan: “Lima tahun lalu ketika saya mengikuti kontes kepala bengkel, persiapannya kurang sekali. Sudah kurang waktu, ditambah kurang pengalaman. Tetapi untuk kontas 2012 lalu saya mempersiapkan diri lebih baik. Ditambah,  perpindahan saya dari Nasmoco Solo Baru ke Nasmoco Slamet Riyadi yang dulu, terkenal susah berubah  ternyata memberi hikmah. Karena dengan demikian saya harus belajar lebih baik supaya Nasmoco Slamet Riyadi mau berubah” 

Ia memahami betul teori leadership John Maxwell dalam buku 21 hukum kepemimpinan.  Hukum ke 5, Hukum E.F. Hutton  mengatakan, Jika Pemimpin Sejati Bicara, Orang akan Mendengarkan. Hukum inilah yang Heru praktekan di Nasmoco Slamet Riyadi.  Heru sungguh menyadari bahwa ia sebagai pendatang, maka ia butuh pemimpin sejati di Nasmoco Slamet Riyadi. Pilihan jatuh pada beberapa teknisi senior yang sudah menunjukan prestasi dan kesetiaanya pada perusahaan. Mereka inilah yang akan menerima pendelegasian wewenang darinya. Senior-senior ini yang  bila bicara akan didengarkan.  Maka ketika ada rapat atau apel ia lebih sedikit bicara dan lebih banyak mendengarkan. Ternyata dengan cara ini, secara perlahan tapi pasti terjadi perubahan di Nasmoco Slamet Riyadi. Hasilnya-pun mmenjadi nyata. Di kedua bengkel yang dipisahkan jarak 14 KM,  bisa diajak kerja keras, lari lebih cepat dan sekarang terbukti menunjukan hasil yang membanggakan.  “Saya tinggal melaksanakan fungsi kontrol, koordinasi dan pengendalian. Karena operasional di bengkel sudah dikerjakan, dipimpin oleh kedua Asbeng ” ungkapnya dengan bangga. 

Heru sangat bangga kepada kedua Assistant Kepala Bengkel. Djoko Purnomo di Bengkel Slamet Riyadi dan Arief  Yusuf di bengkel BP Karanganyar.  Pada setiap Friday  Market Meting,  dimana hadir semua  man power, ia mendengarkan Asbeng memaparkan kinerja bengkel masing-masing.  Behubungan dengan  KPI, seperti unit entry, kualitas pekerjaan, re do paint, service rate, on time delivery, supply parts, job next week,  ide-ide Kaizen, defect  dan sebagainya.  Walaupun hanya 20 menit, tetapi dengan cara itu, pertemuan bisa efektif. Hasilnya, terlihat dari menaikan tingkatan produktifitas, yang sekaligus  mendorong kepemimpinan kedua Asbeng.  “Sebelumnya saya sudah menjelaskan kepada kedua Asbeng hal yang berhubungan dengan KPI. Dengan cara itu saya bisa mengontrol kinerja kedua bengkel yang saya pimpin"  jelasnya. 

Karena operasional sehari-hari sudah dilaksanakan oleh kedua Asbeng, maka Heru memiliki cukup waktu untuk melakukan promosi dan customer retention. Setiap Selasa pagi ia ke perusahaan asuransi, terkadang hanya untuk sekedar mengatakan hallo atau mengajak makan siang bersama. Namun kadang kala ia ia bicara lebih serius menyinggung AR (Piutang)atau ada kritikan maupun pelayanan BP dan GRP Nasmoco. Dari kunjungan itu lalu muncul janjian meting lebih lanjut, bila ditemukan hal-hal penting. Selain kunjungan rutin, Heru ia mengadakan gathering. Pada gathering Heru memiliki kesempatan untuk menjelaskan beberapa hal. Tentang product knowledge,  teknik perbaikan yang benar, TPS line yang hanya 9 jam maupun  ADH menjelaskan SOP Nasmoco. “Kami pernah berhasil mendatangkan 22 asuransi dan seru bangat. Karena tanya jawab yang mencerahkan. Memang ada biaya, sekitar Rp 4 juta untuk makan di restoran. Tetapi hasilnya lebih besar seperti baiknya komunikasi dan saling pengertian kami dengan perusahaan asuransi” katanya.   

Bagi Heru apa saja bisa di-kaizen-kan termasuk meting 2 minggu sekali dengan Asbeng dan pindah-pindah tempat. Karena kurang efektif maka ia ganti dengan sistim delegating Friday Meting.  “Pada kesempatan itu saya hadir hanya sebagai pendengar. Ternyata hasil luar biasa, karena lalu muncul ide-ide yang menginspirasi bermunculan Kaizen-kaizen.  Ada SGA (Small Group Activity)  yang  dinamis, yang kemudian menghasilkan kaizen yang innovative yang memudahkan teknisi menyelesaikan pekerjaan. Bahkan kami sudah sampai pada kontes kaizen internal untuk  pribadi maupun group yang pernah dihadiri ibu Widiawati dari TAM.  Pada kesempatan itu,  Bapak  Fatrijanto menyatakan bahwa ternyata Nasmoco Slamet Riyadi bisa berubah. Pernyataan itu  sangat membanggakan kami” ungkapan jujur Heru.

Salah satu hasil dari SGA dari Nasmoco Slamet Riyadi adalah Caddy Dyna. Kalau dulu untuk melepas roda Dyna membutuh 2 orang orang,  sekarang hanya satu orang.  Sekarang setelah adanya Dynator DSA-712-Caddy Dyna, untuk melepas 4 roda teknisi bisa menghemat  35 menit dan minus 1 orang. “Karena amat terkesan oleh Caddy Dyna, maka Bapak Fatrijanto minta dibuatkan video yang akan disebarkan” kata suami dari Hapsari Budi Utami. 

Tulisan yang disajikan inilah  yang menjadi pertanyaan ketika Heru mengikuti kontes. Juri antusias bertanya tentang tugas keseharian Heru dan kemampuan helicopter view-nya. Wawancarapun menghabiskan waktu sekitar 90 menit,  berbeda dengan peserta lomba lain yang rata-rata hanya 30 menit.  Setelah wawancara itu, ayah dari Maulana Syaifuddin Pratama, Aulia Syakira Fairuza dan Raisya Salma Nuara ini amat yakin bahwa ia akan keluar sebagai pemenang. Kendati demikian, ketika mendengar pegumuman, ia tetap dihinggapi perasaan dek-dekan.  Namun ketika nama Muh Heru Susanto disebut, meledaklah kegembiraan dan langsung Heru bersyujud syukur karena nadarnya sudah terkabul.  Ternyata Heru berjanji, kalau ia menjadi juara maka hadiah akan dipersembahkan kepada Bunda tercinta, Hj. Supiyah Hadisuyoto untuk pondok pesantren yang diasuhnya.  (Martin Teiseran. http://nasmocohabit.blogspot.com )     

Komentar

  1. dimanakah saya bisa menghubungi Bapak Heru ? Saya ingin banyak belajar dan menimba ilmu serta pengalaman dari beliau. Terima kasih - khalifa.wahyu@gmail.com

    BalasHapus
  2. selamat malam pak Heru, good job pak. perkenalkan saya Saut, foreman dari Agung Toyota Jambi 1. saya sangat terinspirasi oleh kisah bapak, mohon pak untuk sharing ilmunya. Terima kasih.
    LET'S GO BEYOND

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Presdir PT NRM pada 52 tahun PT NRM