Sardjono Purbo SH, Kepala Cabang Terbaik

Foto lama ketika Sardjono Purbo menjadi Kepala Cabang Nasmoco Kaligawe.


 “Maka saya slidekan foto besar ketika teman-teman gathering dengan penjelasan; Sistim dan fasilitas yang sebaik apapun yang saya miliki, bila tanpa memperhatikan sisi manusianya semuanya percuma. Saya memang emotional, sambil berlinang air mata” katanya.
Kemajuan Perusahaan Kesejahteraan bagi Karyawan.
"Ketika panitya minta kembali trophy ini untuk arsir nama saya, saya bilang tidak usah. Saya tidak mau berpisah biar sebentar. Biar saya langsung bawa ke Semarang"


Rasanya, habis sudah perbendaharaan kata untuk  melukiskan rasa bangga saya pada prestasi luar biasa yang ditunjukan oleh jajaran Nasmoco Group  di forum Toyota secara nasional, karena seringnya di tulis di Berita Nasmoco. Hemat saya, mental juara di Nasmoco sudah masuk dalam sistim dan struktur gaya  berpikir serta bekerja.

Keberhasilan menjuarai berbagai lomba tingkat nasional Toyota pada tahun 2012, menjadi bingkai indah, melengkapi prestasi Nasmoco Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. “Kepala Cabang, Wiraniaga, KepalaBengkel, Service Advisor, Supervisor Sales, Gombel dan Karanganyar memperoleh piala, yang lolos hanya CRC” ungkap Sardjono Purbo yang tahun 2012 menyandang  Kepala Cabang Toyota terbaik se Indonesia.

Namun, ini bukan sebuah hadiah dari langit dan keberhasilan seperti membalikan telapak tangan. Ini adalah  sebuah perjuangan panjang sejak 2009, bahkan sejak 1 Januari 1988 pertama ia bergabung dengan Nasmoco. Sardjono Purbo mengatakan: “Tahun 2009, saya gagal dalam kontes Kepala Cabang. Waktu itu saya tidak punya peta apapun tentang kontes. Hanya ada test internal saja, soal pengelolaan sales, bengkel dan administrasi. Tetapi untuk menghadapi kontes 2012 saya belajar dari pengalaman, juga sharing dari teman-teman. Setelah lewat assessment pada 4 kacab dan saya ditunjuk, maka sejak saat itu saya mengatakan kepada diriku, Sardjono sekarang kamu harus juara”

Persiapan-pun dilakukan secermat mungkin. Buku harian, Taufiq Rahyanto kepala cabang Gombel ia pinjam berisi perincian ketika Taufiq mengikuti kontes kepala cabang tahun 2011, bahkan mereka belajar bersama hingga jam 24:00. Ia-pun mengawali contest dengan presentasi TBSP (Toyota Business Sales Plant) “Saya sudah persiapan dengan baik tentang TBSP. Saya sungguh sudah ditempa oleh orang-orang luar biasa di NRM. Pak Hanafi, pak Taufiq, buku DOM dari pak Fadly, Kaizen oleh pak Luluk, dan mentor saya pak Agus Partono dan ketua tim support Benny Martha. Saya belajar STAR, sampai jam 03 pagi pakai LCD dan computer”  Ada 4 slide sudah dipersiapkan, bahkan berulang kali di check, semuanya beres pikirnya. Ternyata ketika sedang bicara dan sampai ke slide ke 4, tidak muncul apa-apa. “Saya sempat frozen (beku)” katanya. Namun ketegangan itu hanya berlangsung 3 detik, dengan gaya body language yang menyakinkan ia mengalihkan perhatian tim juri ke TBPS (Toyota Business Problem Solving) dengan tema menaikan unit entry dengan cara Heijunka ( pemerataan) unit masuk pada semua jam kerja. Isue ini mengundang perhatian besar juri, karena beraninya seorang kepala cabang bicara soal service, padahal mereka terkenal sales minded. “Syukur saya jawab semua. Bahkan diakhir pertemuan juri maju dan memberi selamat sambil mengatakan, anda hebat” kata Sardjono. Bagi Sardjono, ini belum akhir dari sebuah perlombaan. Kejadian kehilangan slide, membuat ia sadar, selama ini ia sombong karena over confidence  dan ini adalah teguran dari Atas. Sorenya lomba dimulai lagi. Juripun bertanya, apa yang menjadi konsentrasi dalam tahun 2012. “Saya jawab, SDM, produktivitas dan Finance.

Setelah itu  juri mencerca saya sampai kepada hal-hal mendetail. Semuanya sudah saya siapkan. Ternyata dari 3 hal itu, juri lebih banyak tanya tentang SDM” sambung Sardjono. Pada akhir wawancara, tim juri bertanya apakah ada sesuatu yang mau ditanyakan, Sardjono menjawab tidak ada. Tetapi bila diijinkan ia mau menunjukan sebuah slide. Boleh jawab juri. “Maka saya slidekan foto besar ketika teman-teman  gathering dengan penjelasan; Sistim dan fasilitas yang sebaik apapun yang saya miliki, bila tanpa  memperhatikan sisi manusianya semuanya percuma. Saya memang emotional, sambil berlinang air mata” katanya.

Selain kedua hal, juri masih melakukan Gemba untuk menentukan siapa yang juara dan nilai Gemba 65 % dari total penilaian. Setiap bagian di cabang di datangi dan ditanya selama 20 menit. Juri mau melakukan kroscek tentang kebenaran yang dikerjakan kepala cabang. Tim bertanya kepada ADH, CRC, Supervisor Sales, Kepala Part maupun Kepala Bengkel Nasmoco Pemuda. Dalam menghadapi kontes kali ini Sardjono memang all out dan berubah. Ia merasa dengan kemampuan diri sendiri ia tak mampu. Hanafi Saleh dan Agus Partono yang ia kenal baik, mengingatkan agar Sardjono lebih dekat dengan Tuhan, banyaklah sedekah dan kurangi berbuat dosa. “Saya merasa sangat terpukul, dan terharu ketika isteri saya Diah Prihtiani SH juga mengingatkan ‘dosa dosa mulai dikurangi Pa’ dan dekatkan diri pada Tuhan. Kalau kalah bagaimana tanyaku, isteriku menasehati untuk pasrahkan saja kepada Tuhan dengan tetap belajar keras. Setelah itu saya semakin tenang”

Menunggu pengumuman menjadi beban mental dan menegangkan. Karena ia tahu, sehari sebelumnya Kepala Bengkel dan SA Nasmoco sudah juara 1. Waktu pengumuman di Konvensi Dealer, Triari Istiwardani dan Tan Haryanto juga juara, membuatnya semakin tegang.Ia juga bingung, kenapa nomer urutnya menjadi 9 sebelumnya 10. Waktu juara 3 disebut, Darwin Kusuma ia berpikir mengapa bukan saya? Demikian pula juara 2 Henny Then diumumkan. Ia semakin takut dan tidak berani memandang ke arah direksi yang berada dibarisan depan. “Saya berdoa, Tuhan kuatkan saya untuk bisa berjalan keluar dari arena ini. Namun ketika nama saya disebut, spontan saya berteriak dan air mata tumpah, terima kasih ya Allah. Saya lihat pak Hartono berdiri dan teman-teman kacab berteriak keras. Herannya, ini menjadi momen dimana saya pingin segera pulang menemui isteri, mertua dan teman-teman Nasmoco Pemuda. Saya terharu waktu ditunjukan status BB Pak Steve ada wajah saya bertuliskan Mr Djon. Terima kasih Pak Steve atas kepercayaannya.

Di Bandara, saya kira ada demo, karena ada sepanduk, dikalungan bunga dari temanteman Nasmoco Pemuda. Saya hanya bisa mengatakan, karena kalian, karena kalian” ungkap Sardjono Purbo SH, ayah dari Edo Andrianto SE mahasiswa MM UGM dan Luh Titisari Dewi Adriana
[Martin Teiseran. http://nasmocohabit.blogspot.com]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Presdir PT NRM pada 52 tahun PT NRM